BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS
Whenever you knock me down, i will not stay on the ground (Justin Bieber-Never Say Never)

Tuesday, November 9, 2010

Maka Nikmat Tuhan Kamu yang Manakah yang Kamu Dustakan?

Baru sadar, ternyata selama ini aku terlalu banyak mengeluh. Banyak tugas dikit, ngeluh. Capek dikit, ngeluh. Padahal, dibandingin sama temen-temen yang lain, aku masih lumayan beruntung. Alhamdulillah, Allah swt memberiku banyaaak banget kemudahan. Dan betapa tak tahu dirinya aku, seringkali aku tidak menyadari kemudahan-kemudahan itu.

Baiklah, kita mulai dari awal perkuliahan, tahun lalu. Bulan Mei, namaku sudah terdaftar manis di fakultas Farmasi UGM. Sementara, teman-teman yang lain masih sibuk berjuang dan bingung mau kuliah dimana. Sampai-sampai mereka tak punya banyak waktu untuk bermain. Belajar belajar dan belajar, demi universitas yang diinginkan. Ada yang baru dapat pas bulan Juni, Juli, bahkan ada yang hingga hari ini pun masih berjuang, di tahun kedua sejak lulus SMA.

Lanjut ke masalah tempat tinggal. Allah swt dengan baiknya mempertemukan aku (dan ayahku) dengan brosur asrama putri UGM Ratnaningsih. Dan karena malas mencari-cari kos-kosan di tempat yang tidak jelas, didaftarkanlah aku untuk tinggal di asrama itu selama setahun. Walaupun disana banyak masalah, seperti senioritas, nggak sreg sama temen sekamar, tapi segala hal tentang perkuliahan menurutku akan lebih baik jika dimulai dari sana. Banyak kenalan dan kakak kelas yang membimbing. Nggak cuma memberi petunjuk bagaimana bertahan di kampus, tapi juga memberitahu dimana saja tempat makan yang enak di dekat asrama. Mahasiswa baru sangat membutuhkan bimbingan seperti itu. Setelah setahun menetap di asrama, baru boleh pindah ke kos-kosan. Soalnya, udah punya banyak kenalan, juga udah nanya-nanya ke temen-temen kampus, kos-kosan yang bagus itu seperti apa. Sudah berpengalamanlah. Wah, nggak kebayang deh kalo waktu itu aku langsung ngekos tanpa tinggal di asrama dulu. Tak tentu arah dan tujuan. Masalahnya, orang seperti aku ini nggak ngerti gimana cara memulai hubungan baik dengan orang baru. Kalo di asrama kan, seenggaknya bisa belajar dulu lah gimana kenalan, dan sebagainya... Kalo nggak punya kenalan kan, jadi nggak tahu juga mau cari makan dimana, mau beli ini itu dimana. Wah, nggak jelas deh nantinya.

Dari masalah tempat tinggal, kita lanjut ke masalah makan. Di Jogja, makanan murah muraaah banget. Rp5000 aja bisa dapet ayam lho! Rp3000 bisa dapet nasi pecel atau nasi tempe. Air mineral botolan 600 ml masih harga asli, Rp2000 lah paling mahal. Aku punya teman yang kuliahnya di salah satu universitas di Depok. Katanya, disana, beli air mineral 600 ml aja bisa sampe Rp4000. Makanan, nasi pake lauk gitu, paling murah Rp10000. Waah, sekali makan bisa Rp14000 sendiri gitu. Ckck. Kalo di Jogja, Rp10000 itu, bisa buat dua sampe tiga kali makan lho!

Lanjut ke masalah transportasi. Aku dibawain motor sama bapakku. Uang bensin, Rp13000 cukup buat seminggu, malah kadang-kadang kalo lagi nggak sibuk (contoh : lagi UTS) bisa sampe sepuluh hari. Kita bandingkan dengan kawan kita yang kuliah di Depok. Dari rumah sampai ke kampus, bayar ojek, angkot, dan kereta, bisa sampai Rp12500. itu baru berangkat. Pulangnya, segitu lagi. Jadi, totalnya Rp25000. dan pahitnya, itu hanya untuk SATU HARI. Wah, di tanganku, uang segitu bisa buat uang bensin 2 mingguan. Wew!

Lanjut lagi ke masalah bahan kuliah. Alhamdulillah, dosen-dosenku nggak rewel orangnya. Aku nggak pernah disuruh beli buku yang mahal-mahal. Rata-rata, dosen-dosen itu memberi handout yang sudah lengkap. Belajar buat UTS dan UAS pun cukup dari situ saja. Biaya fotokopi paling mahal, yaa anggaplah Rp25000. Kita bandingkan dengan salah satu temanku di fakultas lain di UGM. Dosennya suka banget nyuruh beli buku, yang harganya selangit. Gambarannya, yang fotokopian aja bisa seratus ribu sendiri. Fotokopian lho itu, bukan buku asli. Mantap ya! Ckck. Udah gitu, tebel-tebel banget pula, bisa tiga ratus empat ratus halaman sendiri gitu, cuma buat satu mata kuliah. Handout ku aja seratus lembar nggak nyampe.

Soal tugas juga. Nggak pantes banget aku ngeluh cuma gara-gara laporan numpuk. Apa sih, praktikum cuma lima, itu pun ada yang dua minggu sekali. Laporan kebanyakan per kelompok, yang individu cuma satu laporan saja. Bandingkan dengan mahasiswa fakultas lain. Praktikum setiap hari, bahkan Sabtu pun praktikum. Padahal di fakultasku Sabtu libur. Laporan seminggu sekali dan kebanyakan dikerjakan secara individu. Wew! Bisa tambah kurus aku kalau sampai masuk fakultas itu dulu. Ckck. Atau bandingkan dengan anak D3 di salah satu kampus di Bandung. Tugas menumpuk setiap hari. Apalagi kalau menjelang UAS. Bisa-bisa sampe nggak tidur. Sementara aku, lima praktikum pun masih tetap ada waktu lebih untuk tidur. Laporan tuh bisa selesai cepat kok.

Oke. Sekarang masalah pulang (mudik). Disini, aku nggak seberuntung teman-teman yang rumahnya di Solo, atau di Magelang, Klaten, yang deket-deket dari Jogjalah. Mereka itu, ongkos pulangnya nggak nyampe Rp20000. Aku? Aku tinggal di Jakarta dan sekali pulang, bisa menghabiskan Rp150000 buat beli tiket kereta. Balik ke Jogja Rp150000 lagi. Jadi total Rp300000. Tapi nggak terlalu menderita ah. Itu kan masih bisa dijangkau dengan uang mingguanku yang jumlahnya Rp250000 seminggu. Bandingkan dengan teman-teman di luar Jawa. Aku punya teman yang baerasal dari Pekanbaru. Sekali pulang, dia bisa menghabiskan uang Rp1200000 buat tiket pesawat dan lain-lain. Itu baru pulangnya, belum uang buat balik ke Jogja lagi. Dan karena hal itu, ia pulang hanya setahun sekali, yaitu pada saat Hari Raya Idul Fitri. Wah, nggak kebayang gimana kangennya sama keluarga kalau sampe seperti itu. Ckck.

Allah swt bener-bener memudahkan segala hal buat aku. Jadi, apa masih pantas aku mengeluhkan keadaan yang sebenernya nggak susah-susah amat?

Ayat pada judul di atas mengingatkan siapapun yang membacanya untuk bersyukur. Mungkin ada beberapa yang menimpali, "bersyukur atas apa? Hidupku amatlah berat hingga aku tak dapat menemukan satupun nikmat Allah dalam hidupku.” Maka sadarilah bahwa masih berfungsinya hidung untuk menghirup oksigen bebas pun sesungguhnya adalah nikmat yang luar biasa.

Thursday, November 4, 2010

Materi AAI lupa tanggal berapa

PEMBATAL IMAN

1. Kufur

Tidak mengakui kebenaran. Pelaku : kafir.

2. Syirik

Menyekutukan Allah pada hak-hak yang sebenarnya haknya Allah, misalnya hak untuk disembah.

3. Nifak

Apa yang diyakini tidak sesuai dengan apa yang dilakukan. Pelaku : munafik.

Orang munafik ada dua macam, yaitu:

a. Munafik I’tikadi

munafik yang mengatakan bahwa dirinya beriman, tapi sebenarnya ia tidak beriman. Contohnya, memperolok-olok orang beriman, berbuat kerusakan di muka bumi, mengharamkan yang halal, menghalalkan yang haram.

b. Munafik ‘Amali

Berkata dusta, mengingkari janji, mengkhianati amanah.

4. Riddah

Keluar dari agama Islam. Pelaku : murtad

Materi AAI 1 November 2010

MADLUL SYAHADAH

Kenapa ya, para sahabat relaaa banget menderita untuk membela agama Allah? Lihat saja ceritanya Bilal r.a. Beliau disiksa oleh si Quraisy Umayyah bin Khalaf dengan berbagai macam siksaan, seperti mencambuk punggung Bilal r.a., menindih dada Bilal r.a. dengan batu panas, merantai leher Bilal r.a. dan menyeretnya sepanjang jalanan Mekah. Namun apakah Bilal r.a. bertahan? Ya. Ia berulang kali berucap, “ahad… ahad…” ia mengulangnya terus tanpa lelah, tetap enggan mengikuti perintah orang-orang kafir untuk memuja Latta dan Uzza’. Cerita lainnya datang dari keluarga Yasir r.a., keluarga syahid pertama dalam Islam. Yasir r.a. dan keluarganya dengan gigih dan ikhlas menghadapi berbagai siksaan dari orang-orang kafir. Cerita yang tak kalah menarik adalah ceritanya Musailamah r.a. yang rela tubuhnya dipotong-potong demi menegakkan agama Allah swt. Apa sih rahasianya sampai mereka bisa begitu kuat membela agama Allah? Cuma satu : syahadat (Asyhadu anla ilaaha illallah, wa asyhadu anna muhammad rasulullah).

Berikut tiga makna syahadat :

1. Ikrar

Ketika kita mengikrarkan dua kalimat syahadat, maka kita berkewajiban untuk memperjuangkan dan menegakkan ikrar kita itu di muka bumi. Mari kita lihat QS Ali-Imran :18 (”Allah menyatakan bahwasannya tidak ada tuhan melainkan Dia, yang menegakkan keadilan; para malaikat dan orang-orang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana.”)

2. Sumpah (Qosam)

Ridha menerima kalimat syahadat dalam diri kita. Kalau melanggar, berarti termasuk orang-orang munafik. Lihat QS Al-Munafiqun : 1-2 (1. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, ”Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar rasul Allah.” Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. 2. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buuklah apa yang telah mereka kerjakan.”) Makna kata ”perisai” pada ayat 2 tersebut adalah bahwa kalimat syahadat hanya digunakan pada saat-saat ia merasa tidak aman saja. Setelah keadaan kembali aman, ia kembali meninggalkan sumpahnya.

3. Perjanjian yang teguh (Mitsaq)

Ketika mendengar perintah Allah swt, si pemegang kalimat syahadat berkata sami’na wa atha’na (kami dengar dan kami taat).

Dengan bersyahadat, kita bisa jadi orang paling bahagia lho! Kok bisa ya?

Roh-roh iman yang timbul dari syahadat:

1. Qaul

Ucapan yang benar dari hati. Tidak menyembunyikan keislamannya. Bangga menjadi hamba Allah.

2. Tasdiq (membenarkan)

Membenarkan dengan hati tanpa keraguan

3. Amal (perbuatan)

Yang termotivasi dari kepahaman tentang mengapa dan bagaimana dalam melakukan sesuatu. Contohnya, dalam melaksanakan shalat, si pemegang syahadat mengerti benar apa tujuan ia shalat dan memiliki ilmu tentang bagaimana cara shalat yang benar.

Dengan menumbuhkan roh-roh iman dan beristiqamah dalam menumbuhkannya, maka akan muncul dan tumbuh ciri-ciri iman yang sebenarnya (sempurna).

Ciri-ciri iman yang sempurna:

1. Muncul keberanian

Tidak takut untuk membela agama Allah swt. Contohnya, orang-orang Palestina. Mereka berani-berani saja mengirim anak-anak mereka mengebom ”tempat nongkrong”-nya orang-orang Israel yang menjajah mereka.

2. Tenang

Tidak grasa-grusu. Ingat dan yakin selalu bahwa Allah akan menolong kita.

3. Optimis (Tafaul)

Yakin bahwa masa depan milik orang-orang beriman. Yakin bahwa selalu ada kesempatan baru untuk berbuat baik.

Dengan memiliki ciri-ciri iman yang sempurna, kita akan merasa bahagia dengan apapun yang kita kerjakan dalam kehidupan ini.

Jadi jelas ya, rutenya:

Syahadat >> tumbuh roh-roh iman >> istiqamah memegang syahadat >> tumbuh ciri-ciri iman yang sempurna >> bahagia dalam melakukan apapun J